Info Kesehatan

Kanker Serviks dan Transfer Factor

Kanker Serviks Cegah Sejak Dini dengan Transfer Factor
CEGAH SEJAK DINI KANKER SERVIKS DENGAN MENGKONSUMSI TRANSFER FACTOR PLUS, MAMPU MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH HINGGA 437% & DIDALAMNYA TERDAPAT TF + HERBAL – HERBAL ANTI KANKER TERBAIK DI DUNIA

Tahukah anda bahwa kanker serviks merupakan jenis kanker nomor 2 di dunia yang paling sering menyerang wanita dan bahkan diperkirakan ada sekitar 2,2 juta wanita di dunia menderita kanker ini?

Deskripsi:
Kanker serviks atau cervical cancer adalah kanker yang terjadi pada daerah leher rahim atau serviks. Jadi, yang diserang adalah bagian rahim yang menghubungkan rahim sebelah atas dengan vagina.

Gejala kanker serviks:
Yang paling akurat adalah melalui test Pap Smear yang dapat menunjukkan gejala awal kondisi pra-kanker berupa sel-sel abnormal serviks. Walaupun seringkali kanker serviks tidak menimbulkan gejala apa pun, tapi perlu diwaspadai bila sel-sel abnormal tersebut berkembang menjadi kanker serviks dengan munculnya gejala-gejala berikut ini di mana anda harus segera menghubungi dokter:

• Waspadalah bila anda mengalami pendarahan vagina yang tidak normal, seperti misalnya anda tiba-tiba mengalami pendarahan di antara periode menstruasi rutin, mengalami menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya, serta anda mengalami pendarahan setelah berhubungan seksual atau menjalani pemeriksaan panggul.

• Rasa sakit saat anda berhubungan seksual bisa menjadi satu gejala yang sebaiknya anda tindak lanjuti.
Catatan: Tidak selalu kondisi seperti di atas berarti disebabkan oleh kanker serviks, tapi dapat pula sebagai tanda infeksi vagina yang juga perlu ditangani dengan segera.

Penyebab kanker serviks :
Human Papilloma Virus (HPV) “didakwa” sebagai penyebab timbulnya kanker serviks di lebih dari 95% kasus. Ada sekitar 100 jenis HPV yang menyerang manusia, di mana sebagian besar tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya.

Fakta mengenai HPV:

• HPV menyebar melalui hubungan seksual dan semua orang beresiko terinfeksi.
• Mereka yang berhubungan seksual pada usia di bawah 20 tahun atau sering berganti pasangan seksual rawan terinfeksi HPV.
• Setiap wanita memiliki resiko terinfeksi HPV walaupun tetap setia pada satu pasangan saja. Bila pasangan tersebut terinfeksi, dia akan menjadi sumber infeksi HPV bagi wanita lainnya.
• Rutinlah melakukan test Pap Smear yang dapat mendeteksi adanya sel abnormal pada serviks sedini mungkin.
• Kanker serviks dapat dicegah dengan pemberian vaksin anti HPV yang mampu memberikan perlindungan terhadap HPV resiko tinggi (tipe 16 dan 18) penyebab utama kanker serviks
• Vaksin anti HPV ini juga mampu memberikan perlindungan terhadap HPV resiko rendah (tipe 6 dan 11) penyebab genital warts atau kutil di daerah kelamin.

Pencegahan
Konsumsi secara teratur Transfer Factor Belle Vie untuk menjaga reproduksi wanita.

Setelah vaksinasi anti HPV tersebut, test Pap Smear tetap perlu dilakukan secara rutin sesuai dengan anjuran dokter untuk mendeteksi setiap gejala yang mungkin saja muncul.

Beberapa fakta mengenai kanker serviks:
• Per tahun, tercatat sekitar 500.000 wanita menderita kanker serviks. Lebih dari 250.00 dari angka tersebut akhirnya meninggal dunia.
• Kanker serviks termasuk kanker nomor 2 di dunia yang sering menyebabkan kematian pada wanita.
• Wanita usia 35 – 55 tahun rawan menderita kanker serviks, tapi dapat pula penyakit ini muncul pada wanita dengan usia yang lebih muda.
• Infeksi HPV sering menyerang wanita usia 18 – 28 tahun.


Ilmuwan Terkemuka Memperingatkan Akan Bahaya Vaksin HPV

Sampai sekarang vaksin HPV masih dianjurkan oleh medis konvensional dalam mencegah terjadinya kanker serviks pada wanita. Namun benarkah vaksin ini solusi terbaik dan aman bagi yang menerimanya?
Seorang ilmuwan terkemuka meminta kepada pemerintah untuk supaya mengadakan penelitian lebih lagi mengenai dampak vaksin HPV yang selama ini selalu diberikan kepada para remaja wanita di seluruh negeri.
Grace Filby, ilmuwan yang memenangkan penghargaan Churchill Fellowship atas penelitiannya, percaya akan adanya kurangnya validasi keefektifan vaksin HPV yang diberikan kepada anak-anak.
Grace mengatakan. “kami tidak tahu apakah vaksin berinteraksi dengan pengobatan lain atau mungkin dengan kondisi medis lain, dan (dalam hal ini) PABRIK PEMBUATNYA BELUM MENELITINYA. Ini bisa menjadi alasan kuat mengapa beberapa keluarga dan sekolah keberatan dan memilih tidak ikut (program vaksin HPV).”
Grace, yang memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam mengajar sains inovatif dan proyek-proyek pendidikan istimewa lainnya, berkata, “Selagi ada banyak sekolah yang masih menantikan suntikan vaksin pertama mereka, masih ada kesempatan untuk menyediakan informasi berharga serta tuntunan bagi para orang tua dan murid mengenai efek samping dari Cervarix, vaksin kanker dari GlaxoSmithKline.”
Ia menyarankan untuk meneliti dokumentasi kehadiran para murid Monica’s High School di Lancashire, dimana gubernur sekolah telah melaporkan bahwa sejumlah anak gadis diketahui absen sekolah sesudah vaksinasi. Mereka diminta pulang ke rumah karena merasa pusing, mual-mual, sakit pada persendian, atau juga demam.
Ia juga menyarankan untuk diadakan penelitian akan efek samping vaksin di asrama sekolah Royal Alexandra and Albert State di Reigate, Surrey, dimana anak-anak perempuan di Kelas 8 mendapatkan suntikan vaksin HPV pertama mereka tanggal 26 September, hari yang sama bertepatan dengan acara Radio BBC dalam topik “4?s Any Questions? A response on Any Answers?”
Dalam acara radio tersebut, diungkapkan beberapa resiko tambahan dari vaksinasi terhadap anak-anak tertentu seperti misalnya yang menderita epilepsi, dilakukan karena atas anjuran dokter mereka.
Gardasil, vaksin kanker serviks yang direkomendasikan bagi anak-anak perempuan seusia 12 tahun, telah menyebabkan efek samping seperti misalnya kejang-kejang, mati rasa, pusing, pingsan, dan juga kelumpuhan.
Di Australia, lebih dari 17 anak perempuan dalam seminggu mengalami reaksi seperti di atas setelah menerima vaksinasi, tapi Departemen Kesehatan menolak memberikan perincian.
Disamping itu, pada tanggal 30 November 2007, 496 laporan akan kontraindikasi vaksin terdokumentasi oleh Australia’s Therapeutic Goods Association (TGA). Di antaranya, 468 dicurigai terjadi oleh karena vaksin kanker serviks.

Di Amerika Serikat, 1.700 wanita telah melaporkan menderita kontraindikasi Gardasil, dan di antara mereka 7 orang telah meninggal.
Informasi ini hanyalah sebagian kecil informasi untuk supaya kita waspada terhadap penerapan vaksin HPV terhadap kaum hawa. Di luar sana, masih banyak informasi yang mengungkapkan bahaya vaksin HPV yang perlu Anda ketahui.

Jika Anda butuh informasi lebih detail tentang bahaya vaksin HPV, silahkan menuju web resmi Grace Filby di http://www.relax-well.co.uk/
Link referensi:
http://www.medicalnewstoday.com/articles/123762.php
http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2007/12/22/thousands-have-gotten-sick-from-gardasil-hpv-vaccine.aspx

Untuk Info lebih lanjut mengenai pengobatan kanker & uji klinis 4life, bisa melihat di website:
www.4life-imunesyatem.blogspot.com atau E-mail: agung.hiday@gmail.com
Hubungi: AGUNG - 0818831665 (XL)
”Kesehatan merupakan kunci untuk meraih kesuksesan & Kebahagiaan “



4Life Transfer Factor™ pada pasien Auto-imunne & Thalassemia

Testimoni 4Life Transfer Factor™ pada pasien Autoimunne & Thalassemia.

Sejak 1999, istri saya menderita Fibromyalgia, sebuah penyakit auto-immune yang kronis yang menyerang otot tubuh, ligamen dan tendon; dan mengakibatkan rasa sakit dan letih luar biasa yang terus menerus di seluruh tubuhnya. Beberapa kali dia kehilangan kemampuan menggerakkan tungkai kakinya dan kehilangan indera perasa di kulit. Dunia kedokteran belum menemukan penyebabnya, apalagi pengobatannya.

Selama ini, para dokter yang kami konsultasikan, baik dalam maupun luar negeri, hanya memberi pengobatan yang meringankan gejala (symptomatic), mulai dari steroid, NSAID (non-steroid) hingga anti-depressi. Semua obat-obat ini memberi efek-sampingan yang buruk, sampai ke tingkatan istri saya mengalami osteoporosis. Beberapa tahun kemudian, istri saya juga didiagnosa mengidap Thalassemia Minor. Sejak itu, dia harus menerima transfusi darah setiap tahunnya. Sekilas nilai penting hasil tes darah istri saya sejak 2000 hingga 2007 adalah: Nilai C3 adalah 39.7 (normal 74 – 148) Nilai C4 adalah 5.6 (normal 14 – 29) Nilai Hb setiap tahun akan turun hingga 7,7 (normal 11.7 – 15.5) sebelum ditransfusi darah. C3 dan C4 adalah aktifitas sejenis protein yang terlibat dalam sistim komplemen yang bekerja sama dengan sistim imun tubuh. Karena nilainya rendah, dokter menganjurkan istri saya meminum Cellcept. Setelah hampir setahun dengan tidak membawa perubahan, istri saya memutuskan untuk berhenti meminumnya. Efek sampingan dari Cellcept adalah rasa mual yang amat sangat. Karena penyakit auto-immune ini, istri saya sering mengalami penyakit-penyakit lainnya. Pengobatan alternatif baik secara fisio-terapi (akupuntur, totok) maupun oral telah kami jalani. Suplemen oral yang telah dicoba adalah minuman Noni, Bovine Colostrum (dari New Zealand), Jamur Shitake, Spirulina, Echinaceae, Cordyceps (dari China) dan beberapa lainnya yang tidak kami ingat. Semua ini tidak membantu merubah keadaan. Di awal tahun 2008, istri saya memutuskan untuk menghentikan konsumsi obat-obatan yang hanya menghilangkan gejala dan membawa efek sampingan buruk. Pada saat bersamaan seorang teman warganegara asing yang selalu mendampingi kami dalam pengobatan membawa Transfer Factor™. Dia sangat mendorong kami mencobanya. Enam bulan kemudian setelah meminum Transfer Factor™, & setelah selesai melakukan pemeriksaan darah rutin, hasilnya mengejutkan kami dan juga dokter yang merawat istri saya. Inilah nilainya: Nilai C3 adalah 115 (normal 74 – 148) Nilai C4 adalah 15 (normal 14 – 29) Hb darah adalah 13 (normal 11.7 – 15.5), dan tetap bertahan di nilai 13 hingga hari ini setelah melewati kurun waktu hampir dua tahun. Sejak itu, istri saya tidak lagi menjalani transfusi darah. Istri saya adalah pasien tetap di Rumah Sakit Pluit Jakarta dengan nomor pengenal 059045. Semua yang kami utarakan di atas adalah benar dan bisa diperiksa kepada pihak rumah sakit. Kami juga menyimpan hampir semua sejarah pengobatan.
Dunia kedokteran mengakui bahwa tiga besar penyakit mematikan berperan dalam 92% dari semua kematian, dan semuanya berhubungan langsung dengan sistim imun.
Bila demikian, bagi kita yang memiliki masalah dengan kesehatan, hampir bisa dipastikan semuanya berurusan dengan sistim imum. Di sisi lain, bagi kita yang sehat, WAJIB MENG-OPTIMAL-KAN SISTEM IMUN kita AGAR MAMPU MENJAGA KESEHATAN TUBUH kita DARI serangan penyakit. Bila anda menelusuri halaman internet hingga sejauh ini dan menemukan kami, pasti anda juga bisa mencari tahu di internet tentang manfaat produk 4LifeTransfer Factor™ ini yang unik, & bukan merupakan obat maupun nutrisi, dan Produk untuk System Imun terbaik saat ini.

Untuk Info lebih lanjut hanya di: www.4life-imunesyatem.blogspot.com atau E-mail: agung.hiday@gmail.com
Hubungi: AGUNG - 0818831665 (XL)
”Kesehatan merupakan kunci untuk meraih kesuksesan & Kebahagiaan“